Radesya

"Ingin jadi mentari berharap bisa menerangi"

Suatu Pagi Ketika Aku Ngantuk Sekali

Pagi buta udara masih sangat dingin sekali, apalagi malamnya habis hujan, penyakit malasku kambuh lagi. Emang kalau lagi dapet rasanya males banget, badan ini rasanya capek. Yah pagi ini aku malas sekali bangun, padahal sebenarnya aku aku sudah terjaga, tidak benar-benar tertidur, tapi juga tidak benar-benar sadar sepenuhnya, aku hanya memperoleh separoh dari kesadaranku karena kantuk yang menderaku. Aduh rasanya tubuh ini sulit sekali aku gerakkan, rasanya aku tidak rela kalau bergeser sedikit saja.

Kenapa kantuk ini begitu hebat menderaku, aku sudah tidak ada tenaga lagi untuk melawannya, padahal aku sudah setengah sadar. Mengapa ya, tidur itu terasa nikmat sekali justru disaat kita harus bangun. Mungkin Anda juga pernah merasakannya. Akhirnya aku menyerah kalah pada kantuk, kubiarkan dia mengahajarku habis-habisan. Menyeretku dan tak ada perlawanan lagi dariku.

Gangguan ini datang dari selimutku, ternyata ujung kakiku masih belum terselimuti. Ada angin yang membawa rasa dingin dari situ, terus menjalar keseluruh tubuhku. Tapi tetap saja aku malas benahi selimutku, padahal tinggal tarik selimut kebawah saja, tapi rasanya berat sekali, seperti menarik satu ton beras saja. Aku biarkan dingin itu terus mengganggu tidurku, memporak-porandakan kenikmatanku, sungguh sangat mengganggu kenyenyakan tidurku (sebenarnya tidak benar-benar tidur), padahal tinggal tarik saja semua sudah bisa teratasi, tapi ya karena kantuk itu aku jadi malas berusaha. Apalagi suasananya mendukung banget. Udah gerimis, dingin lagi.

Akhirnya aku tetap lanjutkan tidurku yang sebenarnya tidak benar-benar tertidur itu, sungguh perbuatan bodoh. Aku dengar derit pintu kamarku yang terbuka. Aduh, rupanya mama mau bangunkan aku. Ada perasaan takut dan cemas dalam hatiku, mungkin mama akan menarik selimutku, atau langsung menarik tubuhku dan yang lebih parah lagi akan mengguyurku dengan air. Ihhh pasti dingin banget! . Bayangkan saja anak gadisnya belum beranjak dari tempat tidur di saat mamanya dah mau berangkat kerja. Aduh, anak macam apa aku ini, aku mengumpat diriku sendiri. Memang sih tubuhku terasa sangat capek sekali.

Ku dengar langkah kaki mama halus sekali , makin lama makin dekat, dan aku semakin cemas saja. Owh, ternyata dugaanku salah, dengan hati-hati sekali mama benahi selimutku, seolah takut kalau aku terbangun, kemudian mengusap-usap lembut kepalaku, terakhir mencium keningku dengan penuh kasih. Aku jadi terharu, hiks…, mama sudah seperti malaikat penolongku pagi ini. Usapan lembut tangan mama menyalurkan kehangatan dalam tubuhku. Aku jadi merasa berdosa sudah bohongi mama, karena aku tidak benar-benar tertidur, (maafkan aku ya mam jika baca ini), seharusnya mama bisa saja langsung tarik selimutku agar aku kedinginan dan terbangun, tapi itu tidak mama lakukan karena kasih sayangnya yang begitu besar padaku. Dengan langkah hati-hati mama meninggalkan kamarku dan menutup pintu dengan sangat pelan. Setelahnya aku merasakan nikmat sekali, aku jadi semakin malas bangun, kantuk itu semakin menghajarku habis-habisan tanpa ampun lagi. Aku terlena dalam kemalasanku. Aku sangat bersyukur sekali masih bisa merasakan ‘kenikmatan’ dari-Nya, meskipun hanya berupa ‘kenyenyakan tidur’. Ini sungguh karunia yang tiada tara.

24 Comments

  1. Wah… sayang betul mamamu itu, Ra. Mesti bersyukur terus punya mama seperti itu.

    Godaan kantuk memang mengerikan. Siapa yang bisa melawannya. Tapi, untung paginya nggak ada acara ya? Kalau ada acara, hmmm… mau nggak mau kantuk itu mesti dilawan juga sepertinya.

    Beruntunglah masih lagi bisa merasakan nikmatnya tidur, Ra…

    Ra…

    Hoi, Ra…

    Ya ampun!! Tidur lagi ni anak! Dasar kebluk!!

    Radesyaaaaaaaaaaaaaaa…………..

    Bangun!!!

  2. wah aku iri sama mamamu. klo dirumahku ngga ada istilah bangun siang. memang ngga ada yg peringatkan atau bangunin, tapi sindiran yang menusuk kalbu dan tatapan mata sinis yang akan menghantui sepanjang hari. ga enak banget deh…

  3. ILYAS ASIA

    begitu banyak nikmat sederhana yang bernilai tidak sederhana

  4. @Daniel Mahendra

    iya kak,mama ternyata sayang banget ma aku

    bener,untung tidak kuliah, nggak ada yg bisa lawan kantuk ya

    iya,beruntung banget kak

    aduh! aduh! kaget!!

    *langsung loncat dari atas tempat tidur*

    @renxe

    wah, kakak itu mah bagus, bisa bangun pagi terus, kemarin itu aku lagi malas ja, biasanya juga bangun pas shubuh gitu

  5. Wah… kok ikut-ikutan aja siy dek? 😀
    Aku juga biasanya klo dingin2 abis subuh, hujan pula… wuiihhhh rasanya tidak ada hal ternikmat selain melanjutkan tidur…

  6. Dibesarkan oleh seorang ibu yang penuh pengertian, beliau tahu (karena suka menemaniku) kalau saya belajar sampai malam, sehingga tak masalah bangun “agak siang”. Saat masih kecil, dan ada tugas berangkat sekolah pagi, ibu akan membangunkan aku jam 3.30 wib, untuk belajar, beliau memberi segelas teh manis agar benar2 melek, karena saya hanya belajar paling cepat jam 10 malam, selanjutnya tidur. Dan setelah lulus kuliah atau libur sekolah, ibu akan membiarkan anak-anaknya bangun agak siang, karena toh liburan.

    Akibatnya saya terbiasa bangun pagi sampai sekarang, kalau tak ada kerjaan yang harus dikerjakan, jarang bangun sampai malam, tapi pagi antara jam 3-4 selalu sudah bangun, bahkan lebih pagi dari si mbak. Anakku, karena lagi menulis thesis,sampai jam 1 malam masih di labdas, tentu saja saya tak tega untuk membangunkan pagi-pagi. Tapi karena dia mesti menjadi koordinator asisten, maka tetap bangun pagi, dan berangkat jam 7 pagi. Kami sekeluarga punya jadual masing-masing, sehingga saling mengingatkan, kalau ingin dibangunkan pagi, maka akan pesan sebelumnya. Dengan demikian suasana rumah tangga akan berjalan lancar, anak-anak bisa belajar dengan tenang.

    Bersyukurlah Ra, punya mama yang baik hati, tak semua anak memiliki kesempatan sepertimu.

  7. bangun… banguun.. ^_^

  8. @rismaka

    hehehe,iya kak bener banget..

    @endratna

    wah, setelah dengar cerita Ibu, aku jadi ngebayangin sebuah keluarga yg lengkap.
    Kebiasaan bangun pagi itu harus dilatih dari kecil ya Bu..
    Di rumahku cuma 3 orang ja yg tinggal, mama, aku ma bibi, kakak tinggal di luar kota, aku sering sendirian.

    Iya Bu, aku bersyukur banget

    @Prasetyo Muchlas

    udah bangun koq..

  9. duduk lah kala selimut membelenggu ,
    diamlah kala surya menghangatimu,
    tunggulah sejenak sang pagi sedang menjemputmu,
    lalu bukalah mata kecilmu.

    tak perlu kau angkat tubuh beratmu,
    duduklah diatas peraduanmu.

    tak perlu angkat badan beratmu,
    duduklah diatas peraduanmu,

    setelah mentari mengenalimu,
    sambutlah tangan nya yang selalu terulur untukmu.

  10. Cak Ngur

    gak boleh makan rujak cingur kalo abis bangun pagi..,
    bisa sakit peyut 🙂
    terima kasih telah menerangi warung saya.

    Cak Ngur.

    (ps: sudah kuukir mentarimu di warungku, sudi kiranya lilin kecil ini beri cahaya di rumahmu)

  11. Aku hanya terdiam
    dalam pagi buta yg kelam
    mentari tak lagi datang
    terselimuti awan hitam
    rintik ricik air yg berdentang
    selimut tidurku kian membentang

    # tapi aku belom pernah makan rujak cingur, kalau makan pagi nggak boleh ya?

    Terima kasih, senyumku dah terangi warungmu, lilin kecilmu akan segera terangi rumahku yg sederhana ini..

  12. Assalamu’alaikum..
    Pa kabar dek? 🙂

  13. bayu200687

    pagi2…abis subuh…dingin…gerimis…tiduran…saling bertatapan…ah…benar2 membahagiakan…

  14. bayu200687

    @rismaka
    wa’alaykumussalam
    kabar adek baik2 ajah…
    kakak perhatian sekali…
    makasih kak…
    [dilempar onta!]
    :mrgreen:

  15. @rismaka

    wa’alaikumsalam..
    kabarku baik kak..

    @bayu200687

    cie..cie..cie..
    yang lagi bahagia..
    baru dateng ya kak?

    #sama adeknya itu harus perhatian dong..

  16. ricnes

    nikmat Allah saat disyukuri memang tiada tarana….
    ky jg spt itu kok re…klo ga ada keg pagi abis subuh nyambung lg tdrna…klo mama dirumah(klo ga shift malam di rumah sakit) bangun2 dah ada sarapan yg siap disantap hem nikmatna….Kasih ibu/mama/bunda/dll memang sepanjang jalan… dan meneduhkan 😉
    tp re….ayo bangun jgn keterusan tdrna…..hehehhe

  17. Itmam Aulia

    rasa kantuk emang lebih nikmat ketimbang tidur. ngomongin masalah bangun pagi, aku juga pernah nulis itu.. he,, he,,, (promosi)
    http://itmam.wordpress.com/2008/11/16/bangun-pagi-sebuah-perjuangan/

  18. ^_^ Tidur dan malas selalu ada korelasinya. Rosulullah mencontohkan, untuk menyegerakan tidur, dan menyegerakan bangun. Sebuah solusi ampuh untuk membunuh kemalasan.

    *pesan untuk saya pribadi 🙂

  19. @ricnes

    bener banget
    kita ternyata bernasib sama
    ni dah bangun koq

    @Itmam Aulia

    iya, benar kak

    @insan sains

    pesan yang bagus, aku akan ikuti

  20. kamu beruntung deh Sya punya mama yang sabar.

    kalau aku paling takut deh kalo bangun kesiangan
    apalagi telat sholat subuh.
    soalnya emak’ku bakal ngomel-ngomel
    bahkan melebihi takutku sama big boss hihihi
    🙂 😛

  21. iya sep, aku sangat beruntung banget rasanya…

  22. ghani

    ya udah tdur lagi aja!!
    TDUR YU!

  23. shofiyah

    emang peWe banget klo tidur waktu gerimis
    rasanya gmn getho.., denger suara hujan jadi tenang
    tapi pertanyaannya adalah..????!!
    desya dah sholat kah waktu itu..,

    he he semoga ga sampe ketinggalan sholatnya

  24. @ghani

    hehehe, ni dah bangun tuh…

    @shofiyah

    waktu itu lagi dapet getho…

    insyaAllah kalau waktu biasa nggak lupa sholat koq
    Thx ya dah diingatkan

Leave a comment