Radesya

"Ingin jadi mentari berharap bisa menerangi"

Ketika Cahaya Itu Ada

Aku terjerembab ke dalam lorong yang gelap, pekat tanpa celah sedikitpun. Hingga aku tak melihat bayanganku. Kucoba berjalan menyusuri lorong, Terasa begitu dingin dan lembab, serasa di dalam sebuah gua, tapi apa itu lorong atau gua…, entahlah karena begitu gelap tanpa cahaya sedikitpun.Setapak demi setapak kulangkahkan kakiku, aku berjalan tertatih-tatih, kakiku terasa begitu berat untuk melangkah. Lorong ini seperti tak berujung. Terasa aku sudah begitu jauh melangkah, hingga aku tiba pada sebuah ruangan, disini tampak samar-samar olehku ada banyak orang, tapi aku tak begitu jelas melihat karena gelap. Mereka pakai baju yang serba putih, hanya terlihat olehku putih, duduk saling berhadapan dengan tangan yang terbelenggu. Aku heran kenapa aku bisa melihat di tempat yang gelap ini, padahal tadi aku tak bisa melihat apapun. Yang jadi pertanyaanku, kenapa mereka disini? apa terjebak sama sepertiku? terus kenapa tangannya terbelenggu? entahlah, mereka sepertinya tidak melihatku.

Kulanjutkan langkahku , disini semakin gelap, sangat gelap karena aku seperti buta tak melihat apa-apa. Kudengar suara rintihan orang, begitu memilukan dan menyayat hatiku, takutpun mulai menyelubungi hatiku. Perasaan ngeri yang terama dalam. Aku hanya bisa menyebut nama Tuhanku. “Sebenarnya aku ini berada di mana Tuhan…”, kenapa lorong ini seperti tak berujung? Padahal aku sudah begitu jauh melangkah. Pikiran-pikiran buruk mulai menyergap akal sehatku. Sungguh aku merasa takut yang . “Tuhanku apa yang harus aku lakukan?”, Bahkan aku tak tau kemana jalan pulang, lorong ini begitu gelap. Aku terus saja bertasbih menyebut nama Tuhanku.

Tiba-tiba kudengar gemerisik lembut mengalun di telingaku, seperti suara angin. Aku seperti mendapat semangat baru. Aku coba percepat langkah kakiku, mungkin ada celah di depanku, hingga kurasakan desiran angin yang lembut. Akhirnya aku seperti tiba dalam sebuah ruangan. Di sini agak sedikit terang, entah ada cahaya apa, tapi aku bisa melihat meskipun remang-remang. Seperti ada orang yang sedang duduk bersila, aku tak sempat melihat wajahnya. “Kamu tidak diterima di sini, berjalanlah lurus ke depan”. Suara itu seperti di tujukan padaku. Aku kemudian lanjutkan langkah kakiku. Aku lihat di depanku ada cahaya, aku coba berjalan menuju cahaya itu. Cahaya itu semakin lama semakin terang, hingga sangat begitu terang dan menyilaukan mata. Bahkan berpendar menerangi seluruh ruangan. Cahaya iu amat menyilaukan mataku hingga aku tak bisa melihat apa-apa.

Tanpa aku sadari aku sudah berada dalam hamparan langit yang biru, di bawahnya tampak hamparan bunga berwarna-warni. Sedetik kemudian aku merasakan hal yang sangat berbeda. Kucium aroma wangi yang menggetarkan hati dan jiwaku. Kurasakan kebahagiaan yang belum pernah aku rasakan selama ini. Hingga aku tersentak dan terbangun…, Ternyata aku berada dalam sebuah kamar bercat putih bersih dan selang infus masih menghiasi pergelangan tanganku. Mimpikah aku?? Kulihat mamaku duduk di tepi ranjangku, buliran air mata masih menggenang di wajah cantiknya.

31 Comments

  1. kisahnya indah banget….

  2. Thanks pak..

  3. logonya kok mirip PT Total E n P indonesie ya..he3x

  4. Nggak nyambung ya pak… Hehehe..

  5. hmmmm, speachlessssssssssss!!! 😀

  6. Saya tidak berani menyimpulkan apa2 setelah membaca tulisan kamu ini.
    Kisah siapa ini ?
    Kamu sakit ?

  7. @yhadee
    hmmmmmm…..

    @BanNyu
    maaf kak, mungkin itu cuma mimpi, mimpi yang sangat mengerikan yang pernah aku alami, saat itu aku memang sedang sakit parah, tepatnya koma…

  8. me muther pernah ngalamain hal yang sama… mimpi tentang hal-hal yang diluar akal kita, saat-saat kita berada di perbatasan antara hidup dan mati. yeah sumkind like dat, we’ll never know.

  9. Berarti bukan aku ja yang pernah mengalami itu.., sungguh menakutkan, mudah-mudahan tidak mengalaminya lagi…

  10. nice story 😀

  11. untaian kalimat yang indah 🙂

  12. @FaNZ

    Thanks….

    @achoey sang khilaf

    Thanks juga….

  13. Salam
    Coretannya indah dan menyentuh

  14. bayu200687

    koq aq ga pernah kaya gitu ya….?
    mbak, dibikin novel aja. aku baca tulisan mbak jadi inget ma tulisannya budi dharma…

  15. Apa pernah koma?
    Wah aku nggak bisa menulis dengan bagus, aku hanya ceritakan kejadian yang aku alami. Budi darma? Apa ceritanya sama?

  16. bayu200687

    ga pernah koma. rawat inap aja ga pernah.
    ceritanya ga sama c…cerita budi dharma tu absurd, tapi bagus…model2 kaya gini lah…

  17. Kamu juga pinter nulis koq..

  18. renxe

    wah…koma..? kata-kata “kamu tidak diterima disini, berjalanlah lurus…” mungkin berarti km masih diberi kesempatan tuk kembali ke dunia…. *hmmm sok tau banget ya* hehehe….

    klo boleh tau itu kejadian kapan? baru2 ini atau udah lama?

    yah bersyukur aja yah ra, masih diberi kesempatan hingga saat ini… ^^

  19. Kejadiannya bulan juli kemarin..
    Iya aku bersyukur sekali tentunya…

  20. hedi

    ada apa gerangan ? semoga sehat sehat saja

  21. Kamu gak jatuh sakit kan des ?

    *heheh si muda sok kenal*

  22. @hedi

    Alhamdulillah sehat pak…

    @Muda Bentara

    hahaha Udah sehat koq…
    Thanks ya…

  23. Menyentuh sekali .sebuah pengalaman pribadi yang unik dan cantik (kan mbak bilang wajahnya yang cantik) ….. kalimat2nya enak dibaca. salam kenal mbak 😀

  24. Thanks pak…

  25. hmmm…, aku rindu kematian

    Awal Mulanya

  26. Rindu kematian?

  27. mmm ….

    mirip isi buku yang aku baca “Journey Of Soul” oleh Michael Newton,Ph.D.

    sehat selalu ya!

  28. Benarkah mbak?
    Berarti di dunia ini yang mengalami hal itu bukan cuma aku saja.
    Aku juga berharap selalu sehat, doain ya mbak..

  29. sakit itu anugerah loh
    itu teguran bagi kita sebagai manusia,
    kalau gak pernah skait bakalan seperti fir’aun
    sombongnya minta ampun…

  30. Iya, itu memang benar…

  31. bagus banget :’)

Leave a reply to hoeda Cancel reply